Semarang Ninggal Kenangan (Draf yang Belum Rampung)



Ini adalah kali pertama kaki ini akan melangkah ke Ibu kota Jawa Tengah, Semarang. Sebuah perjalanan singkat penuh dengan petualangan, kenapa disebut petualangan? karena diri ini tidak akan tahu bagaimana perjalanan ini nantinaya akan terlaksana, bahkan tempat untuk tidurpun belum ada dalam benak ketika memulai perjalanan. Satu hal yang tetap tidak bileh terlewat jika ingin pergi ke suatu tempat, yang mana tempat itu tidak kita kenali, tidak ada kerabat maupun saudara, bahkan sekedar kenalan saja tidak ada, yaitu Persiapan, sebisa mungkin harus menyiapkan apa yang bisa disiapkan.

Sedikit berbagi pengalaman perjalanan, agar pengalaman ini tidak tersimpan di dalam otak saja, lumayan mengurangi memori otak biar tidak oleng:

1. Cari Informasi Melalui FB
Zaman sudah memasuki era moderennya, bermodal hp usang dan sudah ketinggalan di zamannya, walaupun disebut smartphone, informasi mulai saya cari. Langkah pertama yaitu bergabung dengan grub fb kota semarang. Kenapa fb? karena sangat merakyat, dan dari pengalaman setiap hari, jika melalui fb info yang didapat akan sangat cepat, apalagi grub fb kota besar, pasti tiap harinya menarik puluhan ribu bahkan jutaan orang akan melihat informasi disana. Permintaan bergabung disetujui admin, dan jari ini mulai mengetik pertanyaan, pertama yang saya tanyakan adalah bagaimana saya bisa ke tempat tujuan saya jika dari terminal Terboyo.

Tidak berapa lama, ratusan tanggapan masuk, ada yang memberikan informasi benar dan baik, ada juga yang menjawab dengan lucu dan guyon, tapi over all informasi sudah masuk dan sy sudah mendapatkan gambaran opsi transportasi yang nantinya digunakan, kali ini media sosial sangat membantu.  Sebenarnya pencarian informasi melalui IG juga dilakukan, namun kebanyakan tidak tau karena chat personal dan bukan grub.

2. Tiket Online Lebih Mahal
Berawal dari rasa takut tidak mendapatkan bus, akhirnya membeli tiket online, masih sama bermodal smartphone usang yang bisa dikategorikan sebagai barang purba, akhirnya tiket online bus bisa dipesan, bentuknya hampir sama dengan tiket pesawat. Busnya adalah Jaya Utama Indonesia, dan situs pemesan tiketnya adalah redbus. Tidak apa-apa membantu promosi. Tiket sudah ada di hp, bentuk pdf, dan disana ada call center perusahaan PO. Hari H tiba, berbegas saya menuju terminal terbesar di Jawa Timur dengan fasilitas type A layaknya bandara. Jadwal di tiket bus berangkat pukul 10.00 WIB, 15 menit lebih awal datang. Kaki melangkah ke ruang tunggu dengan kaca super lebar menghadap ke parkiran bus, mata clingak-clinguk mencari bus tapi belum ketemu juga, akhirna saya WA call center, lalu saya terfon. Admin kantor perusahaan bus menyusuh saya ke shelter nomor J kalau tidak salah, pokoknya paling ujung. Dengan dibantu sedikit pertanyaan ke petugas Dishub, saya menuju shelter tersebut, saat itu saya sambil menelepon kondektur bus yang nomornya sebelumnya diberi oleh call center bus. Kondektur memeriksa tiket saya, dan saya tunjukkan HP saya, dicatat nama dan nomor tiketnya pada lembaran karcis yang ia pegang, agak bingung tapi tatak. Memang tidak sepenuhnya kru bus di lapangan siap dengan sistem online ini, belum ada mekanisme khusus dari perusahaan untuk bagaimana memperlakukan tiket online ini. "Kemaren ada pemberitahuan dari kantor bahwa nanti akan ada satu penumpang tiket online mas, berarti ini sampean". Celetuk bapak kondektur kepada saya, ternyata kantor bus telah mengingatkan kru bus jika pada busnya nanti akan ada penumpang online, ini memang perlu. Setelah bus berjalan, satu demi satu penumpang ditarik ongkos, dan saya baru tahu jika penumpang itu ditarik tarif beda 5 ribu dengan saya, baru sadar jika pemesanan tiket online lebih mahal dari pada tiket langsung.

3. Patas Cukup Nyaman
Kenapa disini membahas bus, karena saya memag sangat suka dengan pembahasan bus, patas kali ini milik PO. Jaya Utama Indonesia, menurut informasi yang saya dengan PO ini bermarkas di Surabaya. Memakai mesin Hino RK dan body Scorpion X dari tentrem, dengan formasi seat 2-2 dan seat yang bisa diatur menjadikan kelas ini cukup nyaman. Ditambah lagi jarak antar kursi yang cukup luas dan adanya hand rest, cukup memanjakan perjalanan. Dan yang tidak lupa adalah tersedianya toilet yang cukup bersih membuat perjalanan lebih nyaman. Untuk masalah AC kebetulan saya rasa kurang begitu dingin, entah karena faktor apa, mungkin udara pantura yang terlalu panas sehingga AC tidak kuat mendinginkannya.

4. Perkenalan Pertama dengan BRT Semarang
Apa itu BRT? BRT merupakan mode transportasi modern yang sekarang sudah umum dipakai di kota-kota besar dunia. Kepanjangan dari BRT sendiri adalah Bus Rapid Transit. Nah ini merupakan pengalaman pertama naik BRT. Wah ternyata BRT ini nyaman sekali dan tentunya cepat dan murah. Untuk menuju lokasi tujuan saya, saya harus transit sekali untuk bisa berganti ke BRT yang menuju ke arah tujuan saya. Kru BRT berseragam merah, pokoknya keren, sistem tiketnya juga sudah baik dan memakai alat tereantu untu mencetak karcisnya. Over all sih ini merupakan mode transportasi keren dan sangat bermanfaat, perlu dicontoh oleh kota-kota yang lain.

5. Bertemu Teman dan Saudara Baru
Memang teman atau sahabat adalah segalanya, saya yang awam dengan kota semarang, bisa sampai juga karena petunjuk dari berbagai teman yang saya temui di jalan. Ketika itu turun dari bus kota, melihat terminal yang sudah agak terbengkalai. Saya lihat ada beberapa anak muda yang membawa ransel turun dan menuju ke salah satu sudut terminal, bisa dipastikan itu adalah mahasiswa. "Mbak-mbak, mau ke UNNES ya? " tanyaku, " Iya mas" Jawabnya. " Saya bareng ya, soalnya tidak tau mbak". Sahutku. "Ayok mas, ikut kami saja nanti saya tunjukin" Sahut mereka.

Hingga paduan membeli tiket serta naik BRT mereka beri tahu, maklum tampang saya juga masih mahasiswa saat itu. Dalam fikiran selalu ingin tahu dan sedikit rasa was-was dimana aku nanti bermalam? Aku selalu mencari semua info yang kiranya dapat membantu. BRT kala itu sangat ramai sekali, tapi untung karena naik awal jadi mendapatkan tempat duduk. Disebelah kananku ada seorang pemuda, membawa tas pinggang, berkacamata. Tampangnya tidak jauh dari mahasiswa. Dan aku beranikan mulutku untuk menyapa bro ini, berharap dapat info lebih akurat akan tujuanku, UNNES. " Mau ke unnes mas?", pertanyaanku. dan diapun mengiyakan, akhirnya percakapanpun terjadi. Dan baru tahu jika dia adalah seorang lulusan unnes, kalau tidak salah angkatan 2011, dan sekarang menjadi seorang guru komputer di salah satu sekolah menengah swasta di kota semarang.

5. Kota Penuh Garam
Nah yang saya maksud kota penuh garam ini bukan di wilayah semarangnya, tapi di jalan menuju sana ketika menuju semarang melalui pantura. Sebenarnya bukan pengalaman pertama melihat tambak-tambak garam di pinggir jalan, tapi kali ini ada yang berbeda. Tambaknya sangat luas, dan di beberapa tempat terdapat bangunan semi permanen yang difugsikan sebagai gudang garam, hehe (Bukan nama Rokok) tapi ini adalah gudang garam yang sesungguhnya.

6. Sarapan dan Kopi
Tujuan saya ke semarang adalah ke tempat yang berasa di dekat Unnes (Universitas Negeri Semarang). Hal yang unik yang saya temui adalah banyaknya terdapat warung-warung "burjo" yang terkenal dengan orang sundanya. Warung-warung ini banyak sekali di pinggir-pinggir jalan dan pasti yang memiliki atau menjual adalah orang sunda. Dengan menunya yang menurut saya unik dan lengkap, maklum saya tidak menemukan ini sebelumnya di Jawa timur, sehingga merasa sangat enak dengan keunikan warungnya. Untuk harga di warung ini bisa dikatakan sangat terjangkau.

Note : Tulisan ini belum rampung, sudah  lama sekali ini saya tidak membuka blogger, dan baru malam ini tanggal 20 Januari 2022, saya buka dan saya terbitkan tulisan ini, rencana masih mau saya tuntaskan, entah kapan itu





Komentar

Postingan Populer