Selatan Jawa Riwayatmu Kini


Pemandangan JLS Pantai Soge Pacitan, google

Tidak dapat dipungkiri memang Pulau Jawa bagian selatan merupakan daerah yang belum banyak terjamah manusia, berbeda dengan jawa bagian utara maupun sisi tengah yang di dominasi oleh kawasan Industri dan perkotaan, Jawa bagian selatan masih banyak dalam bentuk hutan. Hutan dengan berbagai keaneka ragaman hayati, dengan desa-desa yang begitu asri dan sangat jauh dari polusi udara. 

Jika kita menelusuri jawa bagian selatan, mulai dari timur sampai dengan barat maka anda mungkin tidak akan percaya jika pulau dengan penduduk terbanyak di Indonesia bahkan di Dunia ini masih memiliki daerah yang belum terjamah oleh manusia, ya memang daerah selatan jawa ini masih sangat asli dengan hutannya. Dengan kondisi geografis yang

di dominasi oleh pegunungan, perbukitan terjal dan bebatuan, membuat akses ke daerah ini memang sulit, sehingga terang saja jika banyak wilayah yang masih belum banyak didatangi oleh orang.

Akses ke daerah selatan jawa memang sulit, belum ada jalan besar yang mendukung terbukanya daerah ini, hanya di bagian kota-kota saja yang memang sudah terbuka. Kalau di bagian desa ya bahkan masih sangat sering kita jumpai jalan makadam. Jalan makadam di daerah selatan biasanya menggunakan batu kali, yang di pecah-pecah sesuai ukuran tertentu dan disusun rapi, sehingga membentuk jalanan batu yang tidak becek ketika turun hujan. Namun jangan harapkan kenyamanan jika berkendara di jalanan makadam ini, apalagi jalan yang di makadam ini naik atau turun tajam, perlu tenaga mesin yang kuat dan suspensi yang nyaman pula untuk mendukung perjalanan.

JLS di daerah Banyuwangi, Sumber : google

Daerah selatan jawa memang di dominasi oleh daerah pegunungan, misalnya saja di daerah Trenggalek, Jawa Timur, daerah yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia di Selatan ini hampir seluruh daerahnya merupakan pegunungan, sedikit sekali dataran ditemukan disini, kalaupun ada itu di daaerah dekat pantai dan di kota Trenggaleknya. Mungkin dengan alasan itu pula, dulu Deandels memilih utara jawa untuk membangun jalan 1000 km nya.

Namun kini isolasi dan kurangnya akses di daerah selatan akan segera berakhir. Akan ada jalan pesaing Pantura, yang akan membelah pulau Jawa dari timur ke barat, yaitu Jalan Lintas Selatan (JLS). Proyek yang dimulai sejak tahun 2002 ini membentang sejauh 677,49 km  khusu untuk daerah Jawa Timur. JLS ini sudah dimulai di setiap kabupatennya, mulai dari Banyuwangi, Lumajang, dan seterusnya, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Pacitan dan terus sampai ke Jawa Tengah. Saat ini pembangunan jalan itu masih banyak yang belum tersambung antar kabupatennya, namun pembangunannya terus di genjot hingga saat ini. 

Salah satu jembatan JLS di Pacitan, Sumber: Google

Dengan adanya jalan ini, maka Jawa tidak terpaku pada Jalur Pantura lagi, tapi nantinya akan memiliki JLS yang akan membelah sepanjang selatan jawa. Berbeda kondisi geografis dengan Pantura yang memiliki jalan datar, dan dengan ke khasan pantai utaranya, untuk JLS ini sepanjang jalan akan betemu dengan daerah perbukitan atau pegunungan yang indah, dan akan sangat banyak pantai indah yang  akan dilewati JLS ini. Mungkin salah satu tujuan pemerintah yaitu ingin meningkatkan pariwisata di daerah Selatan. Bukannya tanpa hambatan, menurut saya pembangunan JLS ini adalah pembangunan jalan yang tersulit, karena harus membelah banyak sekali gunung, mengingat standar jalan raya kan tidak boleh terlalu tinggi nanjaknya, alhasil banyak sekali bukit yang dibelah, dan ini tentu tidaklah murah.

Dengan adanya akses jalan baru yang lebar di daerah selatan Jawa ini tentu akan membawa angin segar bagi pembangunan selatan jawa kedepannya, namun, dampak negatif dari pembangunan ini juga harus di perhatikan, menurut hemat saya ada beberapa dampak negatif yang perlu diperhatikan, antara lain:

1. Ekosistem Terganggu

Ilustrasi pembukaan jalan baru , sumber: google

Adanya Jalan Lintas Selatan (JLS) ini tentu saja seakan membuka lindung asrinya alam di daerah selatan jawa, seperti yang suddah saya jelaskan diatas bahwa selatan jawa inikebanyakan daerahnya sangat asri, masih sangat banyak hutan disana. Adanya jalan ini akan membelah vegetasi di sana, akan memisahkan menjadi dua lingkungan, hal ini tentu akan mengganggu ekosistem yang ada, misalnya migrasi hewan-hewan tertentu. Bahkan jika letak sungai terpisah dengan adanya jalan, tentu saja berbagai jenis hewan yang memerlukan air akan kesulitan mendapatkannya. Dari sinilah keseimbangan ekosistem akan terganggu jika tidak ada langkah pencegahan.

2. Polusi Udara

ilustrasi polusi udara
Ilustrasi polusi udara di jalan , Sumber: google

Daerah selatan Jawa sudah tidak di ragukan lagi untuk ke asrian udaranya. Dengan banyaknya hutan, dan lingkungan yang belum padat membuat udara di daerah ini menjadi yang terbaik. Kabut masih menemani di setiap pagi dari daerah ini, dan hijau rindang pepohonan masih bisa kita lihat setiap harinya. Hal ini kelak akan berubah jika JLS sudah beroperasi maksimum. Lalu lalang kendaraan besar kecil akan menderu tanpa henti, kepulan asap knalpot hasil pembakaran mesin tentu akan menghasilkan emisi dan gas CO yang di buang di udara. Dengan jalan yang berstatus Nasional, sudah pasti akan berbeda dengan jalan antar kecamatan seperti sebelumnya, kendaraan akan 24 jam dan selamat tinggal udara bersih yang dulu ada.

3. Permasalahan Sampah

Ilustrasi sampah menumpuk di pinggir jalan, Google

Dimana pun itu selama banyak aktifitas manusia, sudah dapat dipastikan akan membawa sampah. Jika tidak ada regulasi yang serius tentang pengendalian sampah ini, maka jangan heran jika di sepanjang jalan akan banyak terdapat sampah. Apalagi nantinya  banyak pengguna dari luar kota yang membawa rombongan keluarga misalnya, karena ini bukan jalan tol maka biasanya mobil bebas berhenti dimana saja. Seakan berpiknik ada yang makan di pinggir jalan, menjadikan jalanan yang asri sebagai rest area, dan meninggalkan sampah yang mereka bawa begitu saja, Selamat tinggal lingkungan dengan udara bersih dan sejuk.

4. Kerusakan Hutan dan Lingkungan

Ilustrasi penebangan pohon di hutan, Sumber: google

Potensi kerusakan hutan yang ada di sepanjang JLS akan sangat besar, baik dari efek pembangunannya sendiri maupun dari resiko pembalakan liar yang dilakukan orang yang tak bertanggung jawab karena kemudahan akses JLS. Hutan yang harusnya menjadi ekosistem alami tanpa gangguan manusia, kini akan menjadi pusat kegiatan manusia. Lingkungan yang sepi, asri, hutan dimana-mana, kicauan burung setiap pagi, mungkin kedepan hanya akan menjadi cerita belaka.

5. Kumuh

Ilustrasi pemukiman kumuh, Sumber: google

                                       

Pembangunan JLS ini memang lebih kepada memperlebar jalan dan menstandarisasi jalan yang dulu telah ada, dulunya bisa jadi jalan antar kecamatan, antar kabupaten, bahkan jalanan kampung. Seperti yang saya temui sendiri di beberapa lokasi, JLS ini melewati jalanan kampung, bahkan jalan kampung tersebut sudah di bangun jembatan baja standar jalan besar, padahal itu jalannya kecil lewat sawah. Hal itu menandakan jika kedepan JLS akan di lewatkan jalan kecil itu, tinggal menunggu pelebaran saja.

Seperti pada jalan utama yang sudah ada sejak lama, pinggir jalan merupakan tempat usaha dadakan yang menjanjikan, bahkan kadang ada yang rela membuat bangunan-bangunan darurat di sepanjang jalan tersebut, Ada yang resmi ada pula yang liar, semakin lama akan semakin banyak yang datang dan tentu saja memicu kekumuhan wilayah jika tidak ada tata kelola yang bagus, selain itu sampah juga pasti akan dibawa ke pinggir-pinggir jalan. Jadi selatan jawa yang masih sepi dan asri, lambat laun akan ramai dan semkain hari pesona keindahan alam selatan Jawa mungkin ya akan berkurang.

6. Terganggunya Warga Lokal

Ilustrasi kebisingan, Sumber: google

JLS sebagai jalan nasional yang melewati sisi selatan jawa nantinya akan menghubungkan Pulau Jawa dari ujung timur ke ujung barat. Ketika jalan ini sudah tersambung seluruhnya, tentu saja yang melewatinya bukan hanya warga lokal, seperti halnya dulu ketika belum disambung. Sudah pasti akan banyak lalu lalang kendaraan berat, truk, tronton, truk kontainer, bus, mobil pribadi dan masih banyak lagi akan melalui daerah ini 24 jam. Mungkin bagi warga lokal sekarang yang mepet jalan rumahnya akan senang-senang saja, tapi kedepan jika sudah sangat ramai seperti halnya pantura, bukannya senang malah akan terganggu. Mulai terganggu karena kebisingan tiada henti, debu yang beterbangan yang membuat rumah kotor, udara yang kotor, dan bahaya mengintai jika tidak hati-hati karena di jalan besar kendaraan akan melaju dengan kencang. 

7. Industrialisasi  

Ilustrasi Pabrik, Sumber: google

Dibuatnya jalur JLS ini akan membuka akses yang besar ke jawa bagian selatan. Dengan kemudahan akses, sudah barang pasti disana akan tumbuh Industri-Industri baru yang akan dibangun di sepanjang jalan tersebut. Saat ini industri di Pulau Jawa memang terpusat di sisi utara, itu tidak lain salah satunya karena ada jalan Pantura. Sebenarnya tumbuhnya industri atau industrialisasi di suatu wilayah selalu akan membawa dampak positif dan negatif, namun program pemerintah dulu yang mengatakan bahwa Industri akan di pusatkan di utara sedangkan di selatan akan di fokuskan pada pariwisata mungkin sudah tidak berlaku lagi. Sudah barang pasti investor akan melirik lokasi yang masih perawan dengan wilayah yang masih sangat luas ini. 

Pembangunan memang diperlukan demi kemajuan, pembangunan jalan memang tidak ada salahnya. Secara normal, tentu masyarakat akan menyambut baik pembangunan ini, namun mereka banyak yang tidak tahu bahwa pembangunan jalan nasional dengan membuka wilayah yang masih perawan juga akan membawa dampak negatif. Tentu yang kita inginkan adalah warga lokal tidak dirugikan dengan adanya pembangunan ini, serta lingkungan dan alam tidak mengalami kerusakan. Maka dari itu peran pemerintah baik daerah, provinsi maupun pusat sangat diperlukan disini, dimana mereka harus menyiapkan berbagai aturan supaya ekosistem selatan jawa tidak rusak karena pembangunan ini, dan masyarakat tidak dirugikan, regulasi yang mengatur pula tentang perlindungan alam, adat, budaya serta kekayaan selatan jawa.

Komentar

Postingan Populer