Semalam tidur dengan pulasnya, maklum perjalanan jauh dan terasa capek sekali, pagi menyapa setelah beribadah dll, cek hp dan akhirnya menikmati susu sapi yang ber-cap beruang dan ber-iklan naga, memang hidup kadang nano-nano seperti halnya penggambaran susu itu, niat hati ini menjaga kebugaran tubuh, untuk menjalani hari ini yang akan penuh dengan tempat-tampat baru yang akan di kunjungi
|
Suasana Pagi hari Jendela kamar |
Pagi itu sebelum keluar tentu saja kami akan mandi, berhubung itu penginapan atau bisa dibilang hom stay bertarif sekitar 70K di traveloka, jadi kamar mandinya ada di luar, jadi kita harus berjalan melewati ruang tengah yang terdapat meja untuk resepsionis ini, ada sekitar 2 kamar mandi waktu itu kalau tidak salah, berhubung penghuninya tidak banyak, kita tidak perlu antri
|
Ruang tengah home stay juga sbg Resepsionis |
Menurut saya dengan harga 70K ini sangat layak dan nyaman, kamar luas, 2 bed adem dan nyaman suasananya, karena kiri kanan bangunan juga masih ada space jadi tidak terlalu padat pemukiman disana, di dukung lagi dengan airnya yang bersih melimpah dan tentu bersih sekali tempatnya
|
Potret pagar dan papan nama Olivia homestay |
Untuk nama penginapan yang kami gunakan saat itu adalah Olivia Home stay / Penginapan, lokasinya sangat strategis dari stasiun, jika jalan dari stasiun menuju jalan raya maka akan melewati depan lokasi ini, jadi mudah sekali untuk menemukannya
|
Penampakan Bangunan Olivia Home stay |
Jika dilihat dari bentuk bangunan, sebenarnya panginapan ini sudah berumur agak lama, terlihat bangunannya sudah tidak baru lagi, lebih seperti rumah yang akhirnya di fungsikan sebagai homestay, namun dengan di tata baik, dengan di beri pagar kayu warna hijau, penataan bunga dan pagar membuat bagunan ini kelihatan estetik dan vintage, apalagi di dalamnya juga sangat bersih
|
Potret suasana sekitar Olivia Home stay |
Suasana depan penginapan langsung terdapat jalan, dengan pagar lurus rapi membentuk gang besar yang mengarah ke jalan raya sekitar 100 meter. Ada 2 jalan kiri dan kanan untuk mencapai stasiun, dan salah satunya melewati depan penginapan ini. Ternyata Olivia homestay bukan satu-satunya penginapan di sekitar sini, saya sempatkan berjalan-jalan ke depan dan menemui bahwa di dekatnya ada homestay juga, bahkan ada yang di konsep khusus untuk backpacker, sehingga di sana dari laur tampak tas-tas besar milik backpacker, banyak juga bule yang menginap disana, biasanya berpasangan mereka backpackerannya.
|
Suasana pinggir jalan raya depan penginapan |
Pagi itu kami berjalan terus sampai dengan jalan raya, dan kami menyeberang, lalu kami mengarah ke selatan untuk menuju pelabuhan. Suasana disana cukup ramai, di pinggir jalan banyak kita temui kedai makanan dan minuman, warung-warung juga ada, ya maklum karena memang masih termasuk di wilayah pelabuhan Ketapang
|
Suasana jalan di depan pelabuhan Ketapang |
Saya lanjutkan untuk berjalan terus, hingga kita menemukan jalan yang semakin melebar dan kita bisa pandangi beberapa kendaraan mengantri, seta bangunan Pelabuhan pun sudah mulai tampak dari situ
|
Potret di depan Papan Nama Pelabuhan Ketapang |
Terdapat tulisan sangat besar yaitu papan nama Pelabuhan Ketapang, akhirnya saya sempatkan untuk ambil foto disana, dan ini adalah pertama kalinya saya melihat pelabuhan utama penyeberangan menuju bali bali ini
|
Potret gapura megah pelabuhan |
Kaki ini lanjut berjalan menuju gerbang pelabuhan, dan gerbangnya memiliki arsitektur unik, gayanya sudah ke arah Gapura-gapura yang bergaya arsitektur Bali
|
Megahnya gapura Pelabuhan Ketapang |
|
Potret Pelabuhan Ketapang |
Setelah memasuki gerbang, kita bisa lebih jelas melihat suasana pelabuhan, dan jika di perhatikan pelabuhan ini memanglah sangat besar sekali, bangunnanya pun juga bagus
|
Truk yang menuju pelabuhan untuk menyeberang |
Tidak terhitung pula kendaraan yang menyeberang ke bali, tentu sangat banyak sekali, mulai dari kendaraan pribadi sampai dengan angkutan truk, maka sangat layak jika pelabuhan ini memang di bangun sangat besar sekali.
|
Lorong untuk penumpang pejalan kaki |
Berjalan terus melihat suasana pelabuhan yang masih pertama kali saya kunjungi ini, sampai melihat lorong penumpang yang akan membawanya menuju kapal yang di inginkan, menurut saya ini sangat bagus sekali.
|
Potret trotoar tempat kami berjalan menuju tempat makan |
Setelah lelah berjalan-jalan di pelabuhan akhirnya kami putuskan untuk mencari sarapan di warung pinggri jalan sekitar depan stasiun atau dekat dengan penginapan saya tadi. Untung di dekat trotoar banyak warung, jadi gak harus jauh-jauh
|
Makan mie di warung |
Tiba di warung dekat trotoar, saya langsung pesan makanan sejuta umat, yaitu mie instan dan telur, waktu itu rasanya masih cukup kenyang mau makan yang berat. Akhirnya mie menjadi pilihannya. Sambil menikmati suasana dan sesekali mendengar ibu warungya yang ngobrol dengan temannya
|
Menikmati Kopi di pagi hari |
Setelah puas menyantap 1 piring mie, tidak lupa kopi menjadi pelengkapnya, sambil melihat lalu lalang kendaraan sambil menikmati sahdunya suasana pagi itu. Mengingat waktu itu adalah hari minggu, banyak juga berbagai komunitas motor yang melakukan riding barengan, pada waktu itu komunitas motor astrea melakukan riding bersama.
|
Bus sedang menaikkan dan menurunkan penumpang |
Pandangan saya waktu itu tertuju kepada bus yang lewat di depan kami, sepertinya bus itu adalah jurusan bali, dan terlihat sepasang bule juga naik ke bus itu . Dan saya merasa bus ini tidak asing lagi, baik warna maupun namanya, ternyata setelah saya ingat-ingat itu memang bus yang garasinya ada di kabupaten sebelah kami
|
Minuman Jadul Temu Lawak |
Sambil ngobrol dan menkmati kopi, mata saya tertuju pada minuman yang berada tidak jauh dari hadapan kami, nampak botol dengan label tulisan temu lawak, dan sejenak saya berfikir, kok ini seperti minuman jaman dulu ya? Sablon dan botolnya pun khas jaman dulu banget, sehingga saya pun akhirnya memesannya 1 dan diminum campur es
|
Minuman unik temu lawak |
Dikarenakan jarang sekali, dan bahkan mungkin masih sekali ini semenjak besar, ya akhirnya minuman itu saya amati dengan teliti dan, akhirnya diminum, rasanya pun enak dan menyegarkan, walaupun mungkin minuman bersoda modern lebih menggoda, tapi salut untuk produsen yang masih melestarikan minuman jadul ini
|
Minum temu lawak di campur es |
Setelah kenyang, minuman habis dan juga oborolan selesai, akhirnya kami putuskan untuk segera bergerak menuju lokasi lain, langkah awal yang kami ambil waktu itu adalah mencari tempat penyewaan motor, berbekal lokasi yang saya cari di google, akhirnya kami berjalan sekitar 1 km, mengarah ke pemukiman seberang jembatan, dan dari sana cerita keindahan Banyuwangi di mulai,
.
.
....... Lanjut di part 3 ya ceritanyaaa....
Komentar
Posting Komentar