Sudah lama sekali perjalanan saya ke Daerah paling ujung timur pulau Jawa itu, namun baru saat ini ada kesempatan untuk membagikan ceritanya disini, itung-itung daripada drafnya hanya menumpuk di hardisk. Berikut beberapa potret perjalanan saya dan teman saya ke Banyuwangi:
Perjalanan kami awali dari stasiun Bangil, sore 18 Januari 2020 sehabis kerja kami naik motor kesana dan menitipkannya di stasiun, langsung check in menunggu kereta dan berangkat, pengalaman naik kereta belum banyak saya alami, namun sudah sering dilakukan teman saya
|
Selonjoran karena bangko depan masih kosong |
Setelah menitipkan kendaraan di parkiran dekat stasiun, langsung menuju petugas dan waktu itu kita cetak tiket dulu, karena belinya online. Masuk di kereta bangku depan masih kosong, alhasil kaki bisa selonjoran dong, dengan kecepatan 80 km/jam sesuai dengan aplikasi pengukur kecepatan HP saya, kerete melaju ke timur.
|
Melewati stasiun yang unik namanya |
Karena malam dan suasana di luar gelap, kita hanya bisa memandangi lampu-lampu yang seakan berjalan menembus kegelapan malam, sesekali kereta berhenti di stasiun-stasiun kecil, saya pun biasanya mengamati nama stasiun itu, dan ada beberapa stasiun yang menurut saya namanya unik karena jarang terdengar.
|
Kerena berhenti dulu di St Banyuwangi kota, sebelum berangkat ke ketapang |
Kereta malam itu terus berjalan, beberapa kali melewati keramaian, nampaknya kereta melewati kota jember, dengan plang yang turun menghalau laju mobil dan motor di jalanan untuk mempersilahkan kereta melaju, dan stasiun yang besar dan banyak penumpang turun adalah jember, nampaknya banyak mahasiswa yang turun disini. Hingga malam itu sampailah kita di stasiun Banyuwangi kota, namun ini bukan tujuan kita, karena kita masih akan lanjut hingga ujung rel,yaitu stasiun Ketapang
|
Sampai di stasiun Ketapang |
Setelah beberapa menit akhirnya sampailah kita di stasiun yang dituju, pada waktu itu waktu menunjukkan pukul 23.40 an, yang di maksud tadi adalah stasiun ujung timur Pulau Jawa, Ketapang. Sampai sini masih lumayan ramai, bangunan stasiunnya bagus sepertinya baru saja di renovasi , tak lupa kita sempatkan jepret sebagai bukti kalau kita sudah sampai di sini.
|
Teman saya lagi telfon mengabari keluarga |
Ketika turun di stasiun ini lumayan banyak yang turun dan suasana stasiun cukup ramai malam itu, bahkan saya sempat bareng bapak-bapak yang membawa sepeda lipat turun dari kereta, sepertinya bapak itu mau liburan juga hehe
|
Suasana malam hari di stasiun paling ujung timut Jawa |
Tak lama kita langsung jalan menuju depan stasiun, dan beginilah suasana malam di depan stasiun ketapang, dan kita akan menuju ke penginapan.
|
Potret stasiun Ketapang, lokasi dekat dengan pelabuhan
|
Ada hal lucu ketika kita sedang mencari lokasi penginapan. Jadi pada waktu perjalanan kita mencari penginapan melalui web traveloka, dan kita cari penginapan paling murah dan dekat stasiun, pada waktu itu nemu dengan harga sekitar 70 ribu semalem. Pas kita dari stasiun kita berjalan kedepan, ada bangunan dengan tulisan homestay, disitu ada bapak-bapak, waktu itu suasana sepi karena sudah jam 10 an lebih, bapak itu menyapa "Penginapan mas", lalu kita jawab "Mboten pak". Akhirnya kita terus berjalan kedepan sambil clingak clinguk mencari penginapan yang telah kita booking, beberapa lama tidak ketemu, akhirnya kita jalan balik dan sambil menghubungi adminnya, ternyata bapak tadi angkat telfon dan ternyata bapak tadilah yang sedang menunggu kita datang, akhirnya kita ketawa disitu dan saling menjelaskan bahwa kita tidak tau kalo ditunggu dan bapaknya juga tidak tahu kalau kita adalah yang ditunggu.
|
Kondisi kamar penginapan |
Dengan harga 70 ribu, beginilah kondisi kamar penginapan itu, bagi saya itu sangat wort it karena luas dan ada 2 bed, bersih dan nyaman, jadi murah banget emang. Setelah beres-beres dan mandi kita lanjutkan mencari makan di depan , di pinggir jalan, disana terdapat warung seperti lalapan gitu yang buka.
|
Menu makan malam |
Saat itu warung tepat berada di pinggir jalan, dan sepertinya ketika sudah habis akan di bongkar, dan ketika malam tendanya akan di dirikan lagi untuk warung. Saat itu kami memesan nasi campur, dengan lauk ayam, tempe diberi rempeyek dan tewel, tak lupa minum teh hangat
|
Nasi campur dengan minum teh hangat |
Sambil makan malam itu kita sambil menikmati suasana di ketapang, di area itu cukup ramai tapi tidak rame banget, mengingat pelabuhan masih sekitar 500mtr dari saya makan itu, lalu lalang kendaraan dan suasana di daerah baru, sesekali saya mendengarkan obrolan pelanggan lain, dan saya hanya ngobrol dengan rekan saya, sambil merencanakan besok mau kemana,
|
Kacang Shanghai |
Setelah kenyang, alhamdulillah, kita menuju Indomaret yang lokasinya tidak terlalu jauh, saat itu mau mencari minum, karena pastimya di penginapan kita membutuhkan itu, tak lupa susu legend dengan iklan naga juga kita beli, saat itu ada kejadian lucu. Yaitu ketika saya berniat membeli camilan yang akan saya makan sambil menikmati malam di penginapan.
|
Saking uniknya sampai saya foto |
Jadi waktu itu ke Banyuwangi memang niat liburan tapi dengan budget minim, jadi ya kita ngirit saja, niat hati ingin beli camilan yang paling murah di infomaret, namun ketika di kasih saya kaget, ternyata kacang shanghai yang saya ambil ini berharga sekitar 30 ribu atau lebih, saya kaget dong, akhirnya ya tetap saya bayar, tapi dalam hati bergumam, niat irit malah sulit wkwk. Bahkan sampai di penginapan saya membahas dnegan teman saya, dan akhirnya saya foto barangnya sambil ketawa. Malan itu kita akhiri dengan beristirahat, dan besok berlanjut menuju lokasi wisata yang ada di sana...
Komentar
Posting Komentar