Jogjakarta, sebuah Daerah Istimewa di Indonesia yang setiap orang mengetahuinya, terlepas dari berbagai permasalahan setiap daerah yang selalu ada, namun Jogja sukses meromantisasi dan membius setiap orang yang datang menemuinya. Setiap tahun kota ini terus berbenah, dan makin hari makin di percantik. Perjalanan yang saya lakukan ke kota wisata ini sudah lama sekali, namun baru kali ini ada inspirasi, sambil mendengarkan lagu Komang milik Raim Laode yang saat ini lagi viral, dan hampir tengah malam saya memulai penulisan ini. Tidak ada kata terlambat memang untuk
mencatat sebuah perjalanan, namun memang diakui sebagai pekerja di siang hari, menyelaraskan mood untuk memulai sebuah tulisan adalah hal yang tidak bisa di paksakan. Dan inspirasi itu datang biasanya di tengah malam, saat tulang punggung yang lain sedang melelapkan tubuhnya. Tidak lupa kopi hitam buatan mamak selalu menemani, kopi bagi saya tidak mengenal waktu, bisa di minum kapan saja, dan tidak mempengaruhi jam tidur.
|
Bus Sugeng Rahayu Surabaya - Bandung via Jogja |
Perjalanan ke jogja di awali dari kota pahlawan Surabaya, waktu itu hujan melanda, memang lagi musimnya, saya memesan bus yang terkenal dengan raja jalanan, Sugeng Rahayu Excecutive class, bus itu sebenarnya jurusan Bandung via selatan, namun melalui jogja.
|
Suasana dalam bus malam hari |
Saat itu saya memesannya melalui web redbus, maklum ini kali pertama saya naik AKAP, dari pada ke agen yang memakan waktu, saya putuskan beli online dan mencetak tiketnya sendiri. Titik jemput bus itu ada di restoran kampung roti, saya sudah disana sejak sore, untuk jadwal keberangkatan sekitar jam 6 petang, saya menemui petugas yang ada disana untuk konfirmasi tiket, dan karena saya menunggu teman saya hadir, waktu itu saya akhirnya naik di dalam terminal bungur karena bus akan masuk terminal dulu sebelum berangkat,
|
Suana terminal Purabaya dengan jajaran Sugeng Rahayu AKAP |
dan saking telatnya masuk saya menjadi spesial karena sampai di telfon oleh kru nya, dikasih tau kalau sebentar lagi budal, menjadi penumpang online kadang ada enaknya karena kita di perhatikan oleh kantor, dan kantor akan memantau ke kru, sehingga kalau blm ada kru akan menelepon. Berbeda dengan bus ATB nya, bus Sugeng Rahayu yang ini berjalan santai, dengan ac yang seperti kulkas, dan selimut yang dibagikan, bus berjalan menembus gelapnya malam.
|
Makan malam di Rumah makan Kurnia Ngawi |
Bus melaju malam dalam kegelapan, dari rasanya bus tidak terlalu banter, dan di dalam bus pun juga gelap gulita,tinggal lampu ungu redup yang menerangi, di tambah AC yang di stel sangat dingin, terlihat semua kaca sampai berembun, sepanjang perjalanan selimut tebal yang di sediakan selalu terpakai. Perjalanan sampai di ngawi kami dapat servis makan malam gratis dari bus, hal yang lumrah ketika naik bus AKAP patas, executive dan kelas-kelas diatasnya.
Setelah makan sekitar 30 menit, perjalanan dilanjutkan, hingga sampai di terminal Giwangan pada jam 3 pagi, masih pagi sekali, dan saya baru pertama kali ke sana. Akhirnya kita menunggu sampai subuh tiba, ngemper di sudut2 terminal dekat dengan mushola, sampai akhirnya habis subuh, bersih2 dan bersiap trip menuju tujuan awal, Malioboro dan penginapan
|
Suasana terminal Giwangan jogja dini hari |
Pertama kali ke Jogja dengan kendaraan umum kita harus siap menahan malu dan merasa Lholak Lolok, bagaimana tidak, saya harus menaiki trans jogja,
|
Bus Trans Jogja |
dan harus bertanya kesana kemari untuk bus jurusan malioboro, bahkan sampai ibu2 warung yang saya tanyai menjawab dengan nada keras, bahwa kita disuruh naik bus dengan kode huruf tertentu, sampai penumpang yang antri menoleh ke saya semua, saya pun antri dan pas mau membayar ke petugas shelternya saya ditolak karena memakai uang besar, saya tidak ada uang kecil, akhirnya saya disuruh cari uang kecil dulu, dan saya pun kembali ke ibu warung tadi sambil membeli 1 botol minuman, sambil menahan malu tapi tidak apa-apa sebab pengalaman adalah guru terbaik, dan pas naik trans jogja baru tau kalo kita naik jurusan apapun sebenarnya bisa, soalnya nanti pas transit akan di bilangi sama petugasnya untuk setiap jurusan yang di tuju.
|
Malioboro di pagi hari |
Sampai di Malioboro masih sekitar jam 6-7, terlihat masih sepi, adanya barisan Polisi muda dan warga yang sedang olahraga, saya menikmati pagi di kursi santainya, tapi penampilan masih kusut karena habis tidur di bus dan belum mandi pula.
|
Malioboro pagi hari |
Misi selanjutnya adalah menemukan penginapan yang telah saya pesan sebelumnya. Saya berkomunikasi dengan pemilik atau perantara yang saya pesani kamar itu, dan kami diarahkan ke gang Sosrowijayan, yang tepat ada di sisi jalan Malioboro
|
Jalan di Gang Sosrowijayan |
Memasuki gang sosrowijayan dan menjelajagi gang sempit, sampai berkali-kali saya bolak balik dan belum nemu, sampai emosi naik, dan akhirnya ketemu setelah lumayan lama, kesalahannya adalah nama gang yang di tunjukkan adminnya kurang tepat, dan share loknya juga tidak akurat.
|
Lokasi gang kecil masuk penginapan |
Saya melewati depan gang sempit yang harusnya saya tuju itu berkali-kali, bolak balik, karena disana bangunannya banyak padat penduduk, dan saya bingung mencarinya karena nama yg tidak pas di tambah maps yang tidak akurat.
|
Gang sempit Menuju penginapan |
Setelah menelepon berkali-kali dan di angkat akhirnya saya di pandu jauh menuju gang kecil ini, saya terus berjalan, di cuaca yang semakin panas dan badan belum di bersihkan
|
Cafe yang ada di gang dekat penginapan |
Kiri dan kanan gang ini banyak terdapat losmen dan juga cafe, walaupun lokasinya di dalam tapi cukup unik, bahkan saya lihat ada beberapa bule yang ngafe di gang ini, saya terus berjalan hingga akhirnya menemukan nama penginapan yang saya cari
|
Berbagai penginapan, Cafe dll di gang |
Fikiran menjadi plong setelah menemukan penginapan yang saya cari muter-muter hampir sejam, penginapannya ini sebenarnya adalah rumah, jadi kalo dari luar memang sama dengan rumah warga, cuma di dalam ada beberapa kamar, dan kamar mandi yang di peruntukkan untuk tamu
|
Suasana di teras penginapan |
Masuk penginapan yang lebih berbentuk rumah itu saya di persilahkan pemilik untuk duduk di ruang tunggu, katanya kamar di bersihkan, sampai sekitar jam 10 an saya baru bisa masuk, padahal saya sudah booking dari sebelumnya lo. Tapi ya udahlah dari pada ribet saya nurut saja. Lega sekali sudah nemu penginapan, akhirnya saya mandi dan berberes.
Selajutnya adalah cari makan, motor dan menikmati kota Jogja
Komentar
Posting Komentar