Kapan Kabupaten Kecil, Seperti Trenggalek akan Maju?


Jika bicara tentang kabupaten kecil, tentu fikiran kita akan tertuju pada keadaan yang tidak terlalu maju, bahkan lebih kepada daerah yang tertinggal dari segala bidang. Namun tidak bisa di sama ratakan juga, karena banyak daerah kecil di Indonesia yang tergolong maju. Namun disini kita akan berbicara mengenai salah satu kabupaten kecil yang ada di selatan Jawa Timur, yaitu Trenggalek. 

Melihat dari letak gaografis, kabupaten Trenggalek berbatasan langsung dengan Samudera Hindia di Selatan, Pacitan dan Ponorogo di Barat, Ponorogo dan Tulungagung di utara dan Kab. Tulungagung di bagian timur. Daerahnya kebanyakan di penuhi dengan pegunungan dan perbukitan, apalagi daerah selatan, daerah yang datar hanya ada di bagian tengah, itupun tidak banyak, selebihnya adalah perbukitan dengan tanah yang kurang subur.

Dari segi pertanian padi, tentu trenggalek akan kalah saing dengan kabupaten tetangga misalnya ponorogo maupun tulungagung, sawah yang ada di daerah datar tidak begitu luas, kebanyakan hanya di daerah tugu,karangan,durenan dan pogalan, selebihnya ada di daerah munjungan dan panggul yang mendekati pantai jadi luasnya juga tidak seperti luas sawah di nganjuk maupun lamongan, sehingga hasil padi masih kurang bisa di andalkan

Hasil bumi lain adalah singkong, inilah yang banyak di temukan di daerah pegunungan, misalnya bendungan, kec. Pule, Kec. Dongko dll, bahkan singkong ini oleh masayarakat di jadikan makanan pokok, dengan mengolahnya menjadi gaplek, yaitu singkong yang di keringkan lalu di tumbuk dan di masak menjadi "Nasi Thiwul". Untuk hasil singkong, di daerah pegunungan belum di galakkan secara masif, masih berupa kebun-kebun kecil milik masyarakat dan tumbuhnya juga kurang di rawat, alhasil panennya pun juga sedikit dan belum bisa menjadi seperti lampung dimana hasil dari singkong bisa ribuan ton. 

Untuk tanaman lain juga sulit berkembang, sayuran harusnya subur jika di tanam di daerah tinggi dan dingin, misalnya di bendungan dan Pule, namun kenyataannya sayuran tidak bisa tumbuh sesubur seperti di daerah Batu dan Malang. Di daerah ini sayuran hanya tumbuh apa adanya, dan tidak nampak pula kebun sayuran yang berhektar-hektar, masyarakat menanam sayuran hanya di pekarangan untuk tambahan kebutuhan harian saja. 

Dan berbagai jenis komoditas juga kurang subur dan belum bisa menghasilkan hasil yang banyak dan sampai dijadikan sentral komoditas. Aslinya jika di tanam cengkeh, di beberapa daerah pegunungan yang memiliki lembah akan cocok, misalnya munjungan, panggul dan pule, namun keberadaan cengkeh sekarang semakin berkurang, bahkan di daerah pule sudah terkena virus sehingga sudah tidak ada lagi, padahal dulu sempat menjadi daerah penghasil cengkeh, pun juga cengkeh ini tumbuhnya lama, bisa puluhan tahun sampi bisa berbuah, maka kurang produktif juga untuk jangka pendek

Dengan segala keterbatasan yang ada maka tak ayal masyarakat trenggalek memilih untuk merantau mengadu nasib di daerah lain, sudah menjadi hal yang umum karena memang jika di rumah tidak bisa menghasilkan pendapatan yang layak, padahal harga kebutuhan dan bbm makin tahun makin naik. Sehingga jika pergi ke kota besar, bahkan luar pulau misal kalimantan, sumatera dan papua maka banyak sekali orang yang bekerja disana. Contoh nyata saja di lingkungan saya banyak yang bekerja di perkebunan sawit kalimantan, di penanaman pohon kalimantan, di papua sebagai buruh bangunan, di surabaya sebagai ART bahkan sampai ke luar negeri, misal Taiwan, Hongkong dll , warga Trenggalek menjadi salah atu penyumbang jumlah TKW terbanyak.

Maka dari iru sudah seharusnya pemerintah mencari solusi untuk permasalahan ini, agar Trenggalek nantinya akan menjadi daerah yang maju. Sebenarnya ada beberapa opsi, diantaranya adalah memanfaatkan potensi wisata yang ada, mengngat banyak kawasan pantai, kawasan hutan perhutani yang berpotensi di jadikan lokasi wisata. Hanya saja tidak se masif di malang selatan dengan pantainya yang indah, karena di trenggalek masih milim pengelolaannya, yang di kelola masih sedikit itupun pengelolaannya ya begitu2 saja sehingga wisatawan yang akan berkunjung kurang tertarik. Pengelolaan hutan pinus, dan pegunungan juga masih minim sangat jauh jika di bandingkan dengan  trawas,pacet, batu dan, tretes dimana disana banyak hutan perhutani di jadikan kafe, resort, tempat wisata dll.

Intensifikasi pertanian juga bisa di tingkatnyan, dengan melakukan penyuluhan dan bimbingan kepada masyarakat, agar bisa bertani dengan baik sehingga menghasilkan panen yang baik pula, nah ini masih belum ada.

Ketiga yaitu dengan mengundang investor untuk mau membangun pabrik maupun perusahaan di Trenggalek, sehingga lapangan pekerjaan akan tercipta, hal ini tidak akan terjadi jika peerintah tidak pro aktif jemput bola, dan promiosi Trenggalek ke berbagai Investor.

Kami berharap kedepan semua potensi yang ada bisa di manfaatkan dengan baik, dan pemerintah Kabupaten Trenggalek juga bekerja keras dalam mewujudkan kemajuan Trenggalek.

Komentar

Postingan Populer