Mengenal Kecamatan Pule, Daerah Tertinggi di Kabupaten Trenggalek



Mendengar kata Pule, tentu sebagian besar generasi boomer akan mengetahuinya, namun untuk generasi milenial dan Z kemungkinan sebagian kecil saja yang mengetahuinya. Pule merupakan sebuah nama dari Pohon yang daunnya lebar, hijau dan tidak mudah rontok. Pohon pule biasanya saat ini di tanam sebagai tanaman hias, sebagai pelindung pinggir jalan dan hiasan taman, memang populasi pohon pule saat ini sudah tidak banyak yang ada di alamliar atau tegalan warga, tidak se tenar pohon sengon, maupun pinus. 

Nama pohon pule inilah yang kemungkinan dulu menjadi ide untuk menamai sebuah kecamatan yang ada di Kabupaten Trenggalek, yaitu kecamatan Pule. Kemungkinan dulunya di daerah tersebut banyak pohon pule, sehingga dinamakan demikian. Sebagai generasi Z, saya saja baru mengetahui bentuk pohon pule setelah saya dewasa, itu pun karena di beri cerita oleh bapak, dan ada sebuah kreatifitas warga desa jombok yang membranding lokasi jualan UMKM dengan nama Pule Growong, yang lokasinya memang tepat di bawah pohon pule yang growong.

Dilihat dari letak geografisnya, kecamatan Pule berada di pegunungan, serupa dengan kecamatan Dongko dan kecamatan bendungan, namun beda sisi saja. Di beberapa lokasi ketinggian kecamatan pule bahkan sampai sekitar 1000 mdpl, dengan ketinggian tersebut menjadikan geografis kecamatan pule ini sangat naik turun, bahkan jika ingin membuat rumah, warga harus meratakan dulu tanahnya karena memang letaknya berada di lereng-leren pegunungan

Perekonomian di kecamatan Pule tidak sebaik di kecamatan lain yang berada di dataran, ataupun kecamatan Dongko dan Panggul yang menjadi akses jalan Nasional yang menghubungkan Trenggalek - Pacitan, sehingga kebanyakan ya hanya warga lokal yang beraktifitas di Pule. Memang ada jalan yang tembus ke Ponorogo dan Panggul, tapi itu merupakan jalan alternatif, sehingga tidak terlalu ramai. Memang udara di Pule itu dingin, namun pertanian sayuran anehnya kurang cocok, mungkin karena bukan tanah vulkanis layaknya malang, batu, magelang dan lain sebagainya.

Salah satu jalan di kecamatan Pule menuju desa Puyung

Profesi yang banyak yaitu petani, namun bukan petani layaknya masyarakat di daerah dataran, karena tidak banyak sawah yang ada di Pule, lokasinya di pegunungan sangat sulit membuat sawah dan air pun tidak segampang di dataran. Sehingga banyak warga yang beternak kambing maupun sapi, 90% lebih rumah di Pule pasti memiliki ternak Kambing. lalu ayam dan hewan unggas lain juga seakan jadi peliharaan wajib. Sehingga peternakan kambing menjadi andalan di Pule, warganya banyak yang ngarit mencari pakan kambing tersebut. Selain itu warga juga menanam empon-empon seperti kunyit, jahe, temulawak dll. sehingga daerah ini menjadi sentral empon-empon. Dulu daerah ini juga terkenal dengan gaplek atau singkongnya, namun saat ini sudah berkurang yang menanam.

Jalan rabatan di pedesaan Puyung

Sebagai daerah pinggiran yang pas pasan Pule memiliki banyak tantangan pembangunan, seperti jika ada jalan yang rusak maka perbaikannya akan lama, bahkan sampai bertahun-tahun pun belum diperbaiki, akses menuju Rumah sakit umum juga jauh, apalagi tidak semua desa memiliki ambulans sendiri, begitu pun layanan perpajakan seperti samsat, dan lain sebagainya juga jauh. Belum lagi karena banyak wilayahnya yang hutan, sering terjadi kerusakan jaringan listrik, dan waktu perbaikannya pun juga lumayan memakan waktu.

Lokasi yang tinggi membuat daerah ini berkabut

Tinggal di kecamatan pule memang menantang, sehingga banyak sekali warganya yang melakukan urbanisasi bahkan menjadi daerah penghasil TKI yang banyak. Ya bagaimana lagi, lapangan pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan tidak ada, adanya lokasinya jauh, sehingga pule kedepan akan banyak mengalami tantangan pembangunan.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer